Pernah mendengar hikayat burung peliharaan kesayangan Prabu Brawijaya V? Inilah dia, yang juga dikenal sebagai Anis Gading, karena warna paruhnya yang kuning gading.
Sering kali ditemukan di jalur pendakian, burung ini dimitoskan sebagai penunjuk jalan. Ini karena gerak-geriknya yang seolah menuntun: melompat beberapa langkah di depan pendaki, kemudian kembali berjalan menghampiri; begitu seterusnya. Sebagian orang masih percaya, keberadaannya tak boleh diusik. Menangkap, mengganggu, atau melemparinya dengan batu akan berbuah kutukan: kena musibah atau celaka sepanjang hidup.
Bagaimanapun, selain gemar menyanyi, Anis Gunung memang tergolong ramah-manusia. Ini juga menyebabkan pola makannya mulai bergeser. Dari buah semak dan serangga, Anis Gunung bisa memakan roti dan remah mi instan! Mereka hidup di semak belukar gunung, tetapi akan keluar ke tempat terbuka jika situasinya tenang. Di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, Anis Gunung hanya ditemukan di sepanjang jalur pendakian Selo, mulai dari Pos I sampai menjelang Pasar Bubrah, dan di bagian atas bekas jalur pendakian Kinahrejo.