Selain berwarna hitam pekat, ciri khusus Lutung Jawa adalah perutnya yang besar dan menggelambir ke bawah. Ia tak punya kantung makanan di pipi, dan hanya memamah bunga, buah, serta pucuk dedaunan.
Pernah mendengar legenda Lutung Kasarung? Dulu, agaknya jumlahnya cukup melimpah untuk dapat dikenali manusia dan diabadikan dalam cerita. Sayang, kini Lutung Jawa telah terancam punah. Hidup dalam kelompok kecil berjumlah 6 sampai 7 individu, lutung tergolong satwa yang banyak menghabiskan waktu di atas pohon (arboreal) dan aktif di siang hari (diurnal). Ketika makan dan beristirahat, primata ini akan duduk di cabang, dengan ekor panjang yang menggantung sebagai penyeimbang berat tubuhnya.
Spesies endemik Jawa ini suka bermain dengan melompat dari satu cabang ke cabang pohon lain. Ia biasanya menggunakan keempat tungkainya secara bersamaan (quadropedal), ketika melompat. Semasa berbiak, lutung betina umumnya hanya melahirkan satu anak, yang diasuh bergantian dengan betina lain dalam kelompoknya. Sebaliknya, mereka bisa bersikap ganas terhadap betina dari kelompok lain. Ingin melihat polah tingkahnya? Singgahlah ke pos pengamatan di Dengkeng Indah, Mriyan Boyolali.