Dibuat dari singkong, ciri kudapan renyah khas Kaliurang ini terletak pada cara mengemasnya, yang “direnteng” dengan tali bambu.
Meski baru populer selepas erupsi 2010 lalu, slondok renteng sejatinya sudah diproduksi sejak tahun 1960. Karena dulu plastik masih jarang ditemukan, tali bambu pun digunakan untuk menguntai. Meski hanya berbahan singkong dibumbui bawang putih dan garam, proses pembuatannya makan waktu 2 hari, karena masih menggunakan prosedur tradisional. Cara lama sengaja dipertahankan, untuk menjaga mutu dan rasanya.
Selain dimakan begitu saja, slondok renteng juga sedap dicampurkan dalam soto, layaknya kerupuk. Menurut penikmatnya, penganan ini bisa bertahan tidak melempem sampai dua bulan, jika disimpan dengan baik. Ingin melihat proses pembuatannya atau membawa pulang? “Pabrik” rumahannya ada di Boyong, 100 meter di sebelah barat Museum Gunung Merapi.