Jurang Jero, secara harfiah berarti “ngarai yang dalam”, adalah kawasan di lereng barat daya Merapi yang belum banyak dijamah publik. Dari titik ini, selain dapat melihat panorama puncak Merapi, kita akan disuguhi lanskap jurang, jalan lahar dari kawah Merapi.
Menjelang akhir periode Orde Baru, Pemerintah membangun dam di hulu Kali Putih, untuk membendung material letusan, yang sebelum tahun 1994 dikabarkan kerap mengarah ke barat daya. Di sepanjang tepi ngarai, barisan pokok pinus tinggalan hutan produksi Perhutani seolah melengkapkan kedamaian yang tersembunyi, jauh dari hiruk-pikuk kota ini.
Secara administratif masuk dalam wilayah Desa Ngargosoko, Srumbung Magelang, Jurang Jero bisa dicapai via Muntilan, sejarak 28 kilometer dari Magelang atau 34 kilometer dari Yogyakarta. Sejak tahun 2013, kawasan taman nasional ini mulai diminati kalangan terbatas, terutama sebagai area jelajah sepeda lintas-alam (downhill), motor trail, dan jip. Kini, kita bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan berkemah di bumi perkemahan, menyusur sungai, atau melakukan latihan alam (outbond) di sini. Tersedia pula paket adopsi pohon yang dikelola kelompok tani setempat, bagi penggemar wisata konservasi.